Selasa, 21 Juli 2015

Forgeted. :)

Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh ketika kita mulai sering berkomunikasi, awal nya hanya mimpi buat ku kalau kita akan berkomunikasi seperti ini. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Bahkan aku seperti orang gila yang sedang “jatuh cinta” menebar senyum setiap saat, Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.

Aku menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara.

Tapi... entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapan matamu tak setajam tatapan mataku. Adakah kesalahan di antara aku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan yang juga aku rasakan?

Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Bego! Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Mungkinkah? Bisakah?

Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus. Seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku hanyalah persimpangan jalan yang selalu kau abaikan (?)

Apakah aku tak berharga di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Di mana letak hatimu?! Aku tak bisa bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara tentang cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kau ciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu di setiap galeri ponsel ku dan membawa namamu dalam doa panjangku dengan Tuhan.

Apakah aku tak pantas bahagia bersamamu? Terlau banyak pertanyaan. Aku muak sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.

Aku bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga ingin tahu, di manakah kauletakkan hatiku yang selama ini kuberikan padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu?

Mungkin... semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagi teman, tapi juga sebagai seseorang yang begitu bernilai dalam hidupku.

Namun, semua jauh dari harapku selama ini. Mungkin, memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sengguh jauh dari genggaman tangan. Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!
Tenanglah, tak perlu memerhatikanku lagi. Dan, kamu pasti tak sadar, aku berbohong jika aku bisa begitu mudah melupakanmu.

Menjauhlah. Aku ingin dekat-dekat dengan kesepian saja, di sana lah lukaku terobati.
Aku hanya selalu berdoa pada Tuhan agar kamu di beri perlindungan setiap hari oleh-Nya
Aku rela sakit jika memang itu kebahagiaan mu.

MIMPI ?

Ya aku sangat suka bermimpi, di tambah jika di dalam mimpi ku ada kamu, setidak nya walaupun aku tidak bertemu kamu setiap aku rindu, aku bertemu di dalam mimpi dan mungkin aku bisa mengobati rasa rindu ku disini.

KHAYAL ?
Ya aku sangat suka dengan berkhayal, karna memang itu jalan satu satu nya untuk aku mencapai titik kebahagiaan, disana aku bisa berkhayal sesuka ku bahkan berkhayal menjadi pengantin mu suatu saat nanti.

KEPASTIAN ?
Ya aku sangat suka dengan kepastian tetapi aku buta dengan rasa itu, karna selama ini aku hanya bisa merasakan di beri harapan oleh mu.

HARAPAN?
Sayang nya aku tidak suka harapan, karna hanya dengan berharap bisa membuat aku sakit,lemah,jatuh. Seperti memeluk pohon kaktus setiap hari. Apa lagi jika aku berharap selalu menjadi “number one” buat kamu, karna aku tau kenyataan dengan harapan ku berbeda. Jadi aku cukup berkhayal saja dengan hal seperti itu. Hehehe

Kita memang belum bisa menjadi satu, tapi kamu harus tau di setiap doa atau percakapan ku dengan Tuhan selalu ada nama mu yang ku harap bisa menjadi Imam ku.
Benci nya lagi, lagi lagi aku Berharap.
Semoga kamu sukses yah disana

 Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk Kekasih Khayal ku.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar